Woensdag 12 Junie 2013

Apa itu Politik dalam Gerakan Mahasiswa





Gerakan mahasiswa di Indonesia merupakan bentuk gerakan yang unik. Hingga saat ini tidak dijumpai gerakan yang serupa dengan gerakan mahasiswa/pemuda Indonesia dinegara manapun, termasuk negara tetangga maupun negara ‘dunia ketiga’. Sejarah indonesia menunjukkan bahwa peran mahasiswa/pemuda sangat signifikan untuk mengubah paradigma, sistem dan pengelela negara. Sejak kebangkitan (1928), kemerdekaan (1945), Orde Baru (1966) dan reformasi (1998) pemudalah yang menjadi penentu momentum perubahan.
Gerakan mahasiswa yang terjadi hingga saat ini di Indonesia, mirip dengan apa yang telah terjadi di Amerika dan Eropa di tahun 20–50-an. Yakni di era-era kemerdekaan dan revolusi. Untuk saat ini, energi dan momentum perubahan tidak lagi berpusat di mahasiswa, namun berpindah ke kaum profesional (menengah) dan partai politik (oposisi). Dan idealnya hal seperti inilah yang diharapkan terjadi, negara-negara yang maju dan sistem demokrasinya telah mapan biasanya telah melaluinya.


Dalam lintasan sejarahnya, gerakan mahasiswa senantiasa memiliki karakter gerakan yang sama yakni idealis (normatif), murni dan tanpa pamrih, (sekedar) pendobrak, penentu momentum perubahan, simbol perlawanan dan didukung rakyat.
Dikatakan idealis karena apa yang disuarakan mahasiswa adalah nilai kebenaran universal berupa nilai moral yang diakui bersama kebaikannya oleh seluruh masyarakat, seperti anti tirani, demokratisasi, berantas KKN dll. Berbeda dengan partai politik yang sarat dengan kepentingan politik praktis seperti merebut kursi, mengincar jabatan menteri dan menggulingkan pemerintahan, gerakan mahasiswa murni dari kepentingan-kepentingan tersebut. Tidak pernah terbersit diagenda gerakan mahasiswa untuk mengambil alih kepemimpinan atau mendapat jatah kursi di parlemen. Disinilah letak keikhlasan gerakan mahasiswa.
Pada saat kondisi negara sedang stagnan dengan otoriterianisme dan pembungkaman terhadap suara-suara kritis begitu gencar, maka gerakan mahasiswa akan tampil sebagai pendobrak kebisuan politik. Mereka lebih lantang menyuarakan kritik dan perlawanan, apalagi ketika kooptasi negara sudah merajalela dan membungkan partai oposisi, kaum intelektual dan media massa. Pada saat seperti ini, gerakan mahasiswa akan tanpil terdepan dan menjadi penggerak serta corong perubahan. Gencarnya seruan-seruan mahasiswa ini semakin lama semakin lantang terdengar dan muncullah sipati rakyat dengan bentuk dukungan (moral dan material) serta keterlibatan elemen-elemen masyarakat. Gerakan perlawanan yang disimbolkan oleh aksi-aksi mahasiswa ini kemudian memuncak dan terciptalah momentum perubahan itu dengan bentuk pople power, reformasi, revolusi atau penggulingan rejim.
Setelah momentum perubahan itu terjadi, gerakan mahasiswa akan kembali ke tempat semulanya, yakni kampus dan melakukan ‘konsolidasi akademik’. Dan yang melanjutkan proses perubahan ini adalah orang-orang tua yang sebelumnya menjadi oposan atau bahkan orang lama yang (pura-pura) bertobat. Para mahasiswa tidak menikmati proses perubahan, bahkan meninggalkannya dengan begitu ikhlas dan menyerahkan proses perubahan itu dengan bulat-bulat ke orang lain.
Tapi, apakah kronologis perubahan seperti ini adalah daur baku yang tak berubah? Apakah gerakan mahasiswa itu selalu hanya menjadi pendobrak perubahan, dan proses lanjutannya dilaksanakan pihak lain? Apakah sudah menjadi ‘takdir historis’ bagi mahasiswa menjadi Zorro yang muncul dikala keributan dan menghilang saat penjahat sudah dikalahkan? Tidak adakah alternatif lain?


Untuk dapat merekonstruksi format gerakan mahasiswa, adalah bijak untuk meletakkan kembali gerakan mahasiswa dalam konteks kondisi internal gerakan mahasiswa dan eksternal kondisi bangsa. Secara eksternal, diyakini bahwa dalam waktu dekat kondisi perekonomian bangsa tetap berada dalam keterpurukan, bahkan cenderung lebih parah. Dilihat dari aliran ketergantungan yang begitu memparadigma di penentu kebijakan ekonomi Indonesia. Hutang, kelihatannya akan tetap menjadi pilihan favorit sehingga sama sekali tidak terbangun visi kemandirian. Bahkan secara perlahan namun pasti, proses menggadaikan negara terus berlangsung. Dengan menjual aset-aset bangsa yang seharusnya dipelihara negara, maka dapat dipastikan negara Indonesia yang dulunya kaya tidak akan memiliki apa-apa lagi, bahkan hajat hidup orang banyak seperti BBM, komunikasi dan listrik akan dikuasai asing. Kita menjadi kuli bahkan dinegara sendiri.
Sementara dibidang politik akan senantiasa dipenuhi dengan isu KKN pejabat tinggi negara disemua institusi negara (Eksekutif, Legislatif dan Yudikatif). Kekuatan orde baru terus melakukan konsolidasi dan memperbanyak pundi-pundi uang mereka untuk kepentingan pemuli 2004. Sementara UU Pemilu akan digunakan untuk menjegal lawan-lawan politik dan menjadi alat legitimasi kekuatan orba. Sehingga kalaupun terjadi pemilu 2004, tetap tidak memberikan optimisme bahwa reformasi politik akan terjadi. Bahkan ada keyakinan yang cukup besar bahwa partai orba akan kembali menjadi pemenang pemilu.
Sementara kemandirian politik bangsa ini sudah berada pada tahap memprihatinkan. Isu terorisme internasional yang digulirkan Amerika telah membuktikan bahwa pemerintah memang telah terkooptasi dengan agenda-agenda asing. Bahkan terkesan sudah tidak punya harga diri lagi. Sehingga dengan demikian bangsa Indonesia saat ini tengah berjalan menuju kehancuran. Tidak ada jaminan bahwa Indonesia akan berumur panjang, karena desintegrasi akan semakin kuat dengan semakin lemahnya bangsa. Kondisi seperti ini sudah lebih dari cukup untuk menjadi alasan bagi gerakan mahasiswa untuk kembali menggiatkan seruan-seruan perubahan, tidak boleh lagi untuk tinggal diam dan harus segera menyelesaikan ‘konsolidasi akademis’.
Sayangnya, kondisi bangsa yang begitu genting tidak juga serta merta membangkitkan heroisme perjuangan mahasiswa. Hal ini tentunya karena mahasiswa sendiri menhadapi persoalan internal yang juga semakin pelik. Kelelahan spikologis mahasiswa ketika reformasi tampaknya belum hilang, ditambah pula mahasiswa menjadi sangat sibuk dengan ritual kampus seperti kuliah, praktikum, KP dan lain-lain. Sementara dead line studi saat ini semakin mepet. Faktor ekonomi juga ikut memaksa mahasiswa untuk meninggalkan dunia kampus dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. Sementara itu, pemuda Indonesia setiap harinya dihujani gaya hidup yang pragmatisme dan hedonis yang melenakan. Sehingga semakin sulitlah gerakan mahasiswa memperoleh dukungan justru dari mahasiswa itu sendiri. Sementara mata kuliah yang diajarkan tidak secara langsung menyadarkan mahasiswa akan kondisi sosial-politik disekitarnya.


Hingga saat ini cukup banyak yang menganggap bahwa gerakan mahasiswa adalah gerakan moral an sich. Karena seruan yang dikemukakan selalu berlandaskan pada nilai-nilai moral universal seperti anti KKN, demokratisasi dll. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa gerakan mahasiswa juga sampai pada seruan-seruan tegas untuk mengganti rejim, atau menggulingkan kekuasaan, penurunkan presiden atau menolak pencalonan seseorang. Gerakan mahasiswa juga mengkritik kebijakan pemerintah, menuntuk digantinya kebijakan pemerintah dan mengusulkan bentuk-bentuk perubahan konstitusi. Maka sebenarnya, apa yang telah dilakukan oleh gerakan mahasiswa juga adalah gerakan politik. Karena politik sesungguhnya bukan monopoli partai politik semata. Politik tidak bisa dicakup hanya dengan mengelola negara/pemerintahan, merebut kekuasaan dan mempertahankannya. Tapi semua hal yang menyangkut pengaturan untuk kemaslahatan bersama, itulah politik. Sangat menarik apa yang diungkapkan Hasan Al-Banna;

Politik adalah hal memikirkan tentang perosaolan internal dan eksternal umat, sisi internal adalah mengurus persoalan pemerintahan, menjelaskan fungsi-fungsinya, merinci kewajiban dan hak-haknya, melakukan pengawasan terhadap para penguasa untuk kemudian dipatuhi jika mereka melakukan kebaikan dan dikritik jika mereka melakukan kekeliruan. Sisi eksternal eksternal politik adalah memelihara kemerdekaan dan kebebasan bangsa, mengantrkannya mencapai tujuan yang akan menenpatkan kedudukannya ditngah-tengah bansa lain, serta membebaskannya dari penindasan dan intervensi pihak lain dalam urusan-urusannya.

Memang selama ini orde baru berhasil menanamkan stigma buruk tentang gerakan politik dan partisan, sehingga masyarakat pun trauma dengan istilah politik. Apalagi dengan strategi floating mass yang diterapkan semakin menjadikan masyarakat hanya sebagai komoditas politik partai-partai. Sehingga tidak ada alasan sebenarnya untuk takut dengan gerakan politik dan hanya bersembunyi dibalik gerakan moral. Gerakan mahasiswa seharusnya tampil secara utuh. Tidak cuma seruan normatif, tapi sampai pada dataran praksis dengan tawaran nyata berupa format, draft bahkan personal. Paradigma gerakan mahasiswa perlu dirubah dengan melibatkan politik sebagai salah satu bentuk gerakannya.
Selanjutnya gerakan mahasiswa dalam menyuarakan perubahan harus secara utuh pula, tidak berperan hanya sebagai pendobrak, tapi juga menjadi pengawal dan pengontrol perubahan secara ketat. Bahkan harus pula siap memimpin perubahan. Gerakan Mahasiswa tidak boleh lagi menyerahkan estafeta perubahan kepada orang lama, harus dicari orang baru yang memiliki visi perubahan secara utuh dan tidak pernah terkontaminasi dengan masa lalu yang buruk.
Selanjutnya, untuk menjamin bahwa gerakan mahasiswa akan tetap berada pada arah gerakannya harus ditanamkan nilai-nilai ideologis yang menjadi ruh perjuangan gerakan mahasiswa. Dengan hal ini diharapkan bahwa gerakan mahasiswa akan tetap memiliki komitmen perjuangan, semangat dan istiqomah. Tidak mudah terjual dengan kedekatan pada kekuasaan ataupun fasilitas-fasilitas yang diberikan. Nilai-nilai ideologis juga sangat membantu dalam menciptakan kader yang militan dan sekaligus menyiapkan kader pemimpin bangsa yang tetap berada pada komitmen perjuangan. Meskipun demikian gerakan mahasiswa selayaknya senantiasa melakukan dialog antar sesama elemen gerakan mahasiswa, sehingga isu yang digulirkan akan cepat membesar dan tidak terkesan perjuangan elemen tertentu. Aliansi gerakan mahasiswa harus lebih sering dilaksanakan ketimbang aksi individu institusi, dengan menggunakan prinsip ‘bekerjasama dalam hal yang disepakati dan toleransi dalam hal-hal yang berbeda’.
Terakhir, agar gerakan mahasiswa tetap mendapat dukungan dari rakyat. Isu-isu yang dibawa oleh gerakan mahasiswa harus mampu dikemas dengan baik sehingga dan menyentuh kepentingan rakyat secara langsung. Kedua, gerakan mahasiswa harus berinteraksi dengan masyarat, tidak melulu dengan aktivitas politik elit. Meskipun juga tidak harus terjebak dengan gaya-gaya LSM. Setidaknya gerakan mahasiswa mampu menjadi penghubung antara masyarakat dan gerakan-gerakan pemberdayaan masyarakat.

Tawaran agenda aksi GM
Terlepas dari perbedaan cara pandang terhadap metode terbaik perubahan bangsa, yakni cara revolusi ataukah reformasi, gerakan mahasiswa idealnya memiliki grand isyu yang relatif sama. Hal ini akan menjamin wacana yang disuarakan akan cepat menggema dan bergulir bak bola salju. Agenda tersebut diantaranya; memberikan penyadaran akan kondisi bangsa kepada rakyat, melakukan delegitimasi terhadap (pengelola) institusi negara dan melakukan pengkritisan terhadap kebijakan negara, termasuk delegitimasi terhadap parpol bermasalah serta melakukan pencegahan atas penjualan aset-aset bangsa. Wallahua’lam


Sejarah dan Tehnik Bola Volly

BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Selama ini telah terjadi kecenderungan dalam memberikan makna mutu pendidikan yang hanya di kaitkan dengan aspek kemampuan kognitif. Pandangan ini telah membawa akibat terabaikannya aspek-aspek moral, akhlak, budi pekerti, seni, psikomotor, serta life skill. Dengan di terbitkannya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan akan memberikan peluang untuk menyempurnakan kurikulum yang komprehensif dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.
Pendidikan dasar bola voli merupakan media untuk mendorong pertumbuhan fisik, perkembangan psikis, keterampilan motorik, pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai-nilai (sikap-mental-emosional-sportivitas-spiritualsosial), serta pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang.
Melihat dari perkembangan Bola voli di dunia yang kian merebak selayak dan seyogya nya pula kita sebagai generasi bangsa harus mengetahui beberapa olah raga yang sekarang menjadi salah satu tumpuan Indonesia yaitu diantara sekian banyak olahraga yang diminati di Indonesia dan Bola voli bahkan sudah mendemam ke seluruh plosok dan tidak ketinggalan di pedesaan. Untuk itu kita harus menanamkan pada peserta didik kita mengenai Pentingnya ilmu Bola voli serta sejarah singkat Bola Voli.
B. Tujuan
Mata Kuliah Pendidikan Jasmani, dan Kesehatan bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :                         .
1.    Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih.yaitu salah satunya Olahraga Bola voli
2.    Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik.di bidang bola voli.                                                                                      .
3.    Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar dalam Bermain Bola voli
4.    Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai yang terkandung di dalam pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan, Terutama di bidang Bola voli.                                                                                            .
5.    Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggungjawab, kerjasama, percaya diri dan demokratis dalam Beramain Bola voli.                        .
6.    Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri, orang lain dan lingkungan.
C. Manfaat
Semoga makalah ini sangat bermanfaat bagi para pembaca sekalian dan dapat dipergunakan sebagai bahan acuan dalam memberi pengajaran kepada para peserta didik sekaligus dapat membangun Indonesia yang tangguh dibidang ke Olahragaan terutama dibidang olahraga Bola voli
BAB2
PEMBAHASAN

Sejarah Perkembangan Bola Voli di Indonesia
Indonesia mengenal permainan bola voli sejak tahun 1982 pada zaman penjajahan Belanda.Guru-guru pendidikan jasmani didatangkan dari Negeri Belanda untuk mengembangkan olahraga umumnya dan bola voli khususnya.Di samping guru-guru pendidikan jasmani, tentara Belanda banyak andilnya dalam pengembangan permainan bola voli di Indonesia, terutama dengan bermain di asrama-asrama, dilapangan terbuka dan mengadakan pertandingan antar kompeni-kompeni Belandasendiri.
Permainan bola voli di Indonesia sangat pesat di seluruh lapisan mayarakat, sehingga timbul klub-klub di kota besar di seluruh Indonesia. Dengan dasar itulah maka pada tanggal 22 januari 1955 PBVSI (persatuan bola voli seluruh indonesia) didirikan di Jakarta bersamaan dengan kejuaraan nasional yang pertama.
PBVSI sejak itu aktif mengembangkan kegiatan-kegiatan baik ke dalm maupun ke luar negeri sampai sekarang. Perkembangan permainan bola voli sangat menonjol saat menjelang Asian Games IV 1962 dan Ganefo I 1963 di Jakarta, baik untuk pria maupun untukwanitanya. Pertandingan bola voli masuk acara resmi dalam PON II 1951 di Jakarta dan POM I di Yogyakarta tahun 1951. setelah tahun 1962 perkembangan bnola voli seperti jamur tumbuh di musim hujan banyaknya klub-klub bola voli di seluruh pelosok tanah air.Hal ini terbukti pula dengan data-data peserta pertandingan dalam kejuaran nasional. PON dan pesta-pesta olahraga lain, di mana angka menunjukkan peningkatan jumlahnya. Boleh dikatakan sampai saat ini permainan bola voli di Indonesia menduduki tempat ketiga setelah sepak bola dan bulu tangkis.Untuk pertama kalinya dalam sejarah perbolavolian Indonesia, PBVSI telah dapat mengirimkan tim bola voli yunior Indonesia ke kejuaraan Dunia di Athena Yunani yang berlangsung dari tanggal 3-12 september 1989. tim bola voli yunior putra Indonesia ini dilatih oleh Yano Hadian dengan dibantu oleh trainer Kanwar, serta pelatih dari Jepang Hideto Nishioka, sedangkan pelatih fisik diserahkan kepada Engkos Kosasih dari bidang kepelatihan PKON (pusat kesehatan olahraga nasional) KANTOR MENPORA. Dalam kejuaraan dunia bola voli putra tersebut, sebagai juaranya adalah :                  .
1.  UniSovyet
2.  Jepang
3.  Brazil
4.  Bulagaria
5.  Kuba
6.  Yunani
7.   Polandia
Sedangkan Indonesia sendiri baru dapat menduduki urutan ke 15.Dalam periode di bawah pimpinan ketua Umum PBVSI Jendral (Pol) Drs. MochamadSanusi, perbolavolian makinmeningkat baik dari jumlahnya perkumpulan yang ada maupun dari lancarnya system kompetisi yang berlangsung,; sampai dengan kegiatan yang dilakukan baik di dalam maupun di luar negeri.
B. SARANA  PERMAINAN BOLA VOLI
  1. Gambar lapangan bola voli
  1. Ukuran lapangan bola voli
1. Panjang Lapangan : 18 m
2. Lebar Lapangan : 9 m
3. Lebar Garis : 5 cm
  1. Net/ Jaring
1. Panjang Net : 9,5 m
2. Lebar Net : 1 m
3. Mata Jaring : 10 cm
4. Tinggi tiang Putera : 2,43 m
5. Tinggi tiang Puteri : 2,24 m
6. Antene rood line : 10 cm
7. Tinggi/panjang antene : 1,80 m
8. Garis tengah diameter : 1 cm
  1. Bola
1. Keliling : 65-67 cm
2. Berat bola : 250-280 gram
3. Tekanan udara : 0,48-0,52 kg/cm
4. Jalur bola : 12-18 jalur
C. TEKNIK DASAR BOLA VOLI
  1. A. Macam- macam dan Pelaksanaan Teknik Passing
  1. Passing Bawah
Cara pelaksanaannya :
o       Pemain melakukan sikap siap.
o       Kedua tangan rapat dan dijulurkan lurus kedepan, kedua lengan membuat sudut 45º dengan badan.
o       Sikap tubuh semakin merendah dengan menurunkan sudut lutut  dari 135º menjadi 45º.
o       Tungkai mulai dijulurkan keatas agak kedepan, bola mengenai lengan bawah yang terjulur lurus. Tungkai dijulurkan sampai berjingkat dan tangan tidak boleh melewati bahu.
o       Kembali kepada sikap siap.
Macam-macam passing bawah :
1. Pass Bawah dua Tangan
2. Pass Bawah Satu Tangan
3. Pass Bawah Bergulir Kesamping
4. Pass Bawah Setengah Bergulir Kebelakang
5. Pass Bawah Meluncur Kedepan
  1. Passing Atas
Cara pelaksanaannya :
Pada dasarnya pass atas adalah bola tangkap diatas, sentuhkan kekening dan lontarkan kembali keatas, tetapi karena proses gerakan tersebut dilakukan dengan sangat cepat, maka bola terlihat seperti dipantulkan.
o      Pemain melakukan sikap siap.
o      Badan dijulurkan keatas dengan meluruskan tungkai, bersamaan dengan menjulurkan kedua tangan keatas, sikap jari seperti hendak merangkum bola.
o       Tungkai ditekuk kembali sampai lutut membuat sudut 135º, posisi lengan ditekuk didepan muka diatas kening dan bola disentuh oleh ujung jari² tangan.
o      Tungkai dijulurkan kembali sampai berjingkat dan  bola dilambungkan kedepan atas dengan jari dan bantuan lengan yang digerakkan sampai lurus keatas.
o       Kembali kepada sikap siap.
Macam-macam passing atas :
1. Pass Atas Normal
2. Pass Atas Setengah Bergulir Kebelakang
3. Pass Atas Bergulir Kesamping
4. Pass Atas Meloncat
  1. B. Macam- macam dan Pelaksanaan Teknik Servis
    1. 1. Underhand Service
Pemain berdiri menghadap net , kaki kiri didepan kaki kanan, lengan kiri dijulurkan kedepan dan memegang bola (ini untuk pemain tangan kanan, bagi pemain tangan kiri sebaliknya).
Bola dilempar rendah keatas , berat badan bertumpu pada kaki sebelah belakang, lengan yang bebas digerakkan kebelakang dan diayunkan kedepan dan memukul bola. Sementara berat badan dipindahkan kekaki sebelah depan.
Bola dipukul dengan telapak tangan terbuka, pergelangan tangan kaku dan kuat. Gerakan terakhir adalah memindahkan kaki yang dibelakang kedepan.
Macam-macam Underhand Service
a.       Back Spin Underhand Serve : Bola berputar kebelakang.
b.      Top Spin (Cutting) Underhand Serve: Bola berputar keatas.
c.       Inside Spin Underhand Serve : Bola berputar kedalam.
d.      Outside Spin Underhand Serve : Bola berputar keluar.
  1. 2. Overhead Service
Pemain berdiri dengan kaki kiri berada lebih kedepan dan kedua lutut agak ditekuk Tangan kiri dan kanan bersama-sama memegang bola, tangan kiri menyangga bola sedangkan yang kanan memegang bagian atas bola.
Bola dilambungkan dengan tangan kiri keatas sampai ketinggian ± 1m diatas kepala didepan bahu, dan telapak tangan kanan segera ditarik kebelakang atas kepala dengan telapak menghadap kedepan, berat badan dipindahkan kekaki sebelah belakang.
Setelah tangan berada dibelakang atas kepala dan bola berada sejangkauan tangan pemukul, maka bola segera dipukul dengan telapak tangan, lengan harus tetap lurus dan seluruh tubuh ikut bergerak.
Bola dipukul dan diarahkan dengan gerakan pergelangan tangan, berat badan dipindahkan kekaki sebelah depan. Gerakan lengan terus dilanjutkan sampai melewati paha yang lainnya.

Macam-macam Overhead Service
a.       Top Spin Overhead Serve : Bola berputar keatas.
b.      Inside Spin Overhead Serve : Bola berputar kedalam.
c.       Outside Spin Overhead Serve : Bola berputar keluar.
d.      Drive Overhead Serve : Bola berputar keatas.
  1. 3. Floating Service
a.       Frontal Floating Service : Bola mengapung kekiri & kekanan.
Bola dipegang setinggi kepala, lengan hampir lurus. Lengan yang memukul ada dalam posisi lurus atau tertekuk sedikit, ditarik kebelakang sebelum melempar bola.
Bola dilempar rendah, bagian atas tubuh tidak bergerak, pergelangan tangan harus tetap kaku. Bagian tengah bola dipukul dengan bagian bawah telapak tangan atau dengan tangan digenggam. Bola dipukul disebelah depan tubuh pemain dan tidak ada gerakan lanjutan
b.      Side Floating Service : Bola mengapung kearah vertical.
Pemain berdiri dengan kedua kaki menghadap sisi lapangan. Bola dipegang dengan lengan menjulur kira² setinggi kepala. Lengan pemukul diayun kebelakang agak kesisi. Berat badan ditempatkan dikaki belakang, dengan kedua lutut ditekuk sedikit.
Lengan diangkat dengan gerakan melingkar, bola dilempar rendah. Lengan  dijulurkan dan bagian tengah badan bola dipukul dengan tangan tergenggam, sewaktu bola itu melambung tinggi didepan tubuh pemain. Bagian tubuh berputar sedemikian rupa sampai menghadap net, berat badan dipindahkan kekaki sebelah depan.
Kontak dengan bola singkat sekali, lengan dan tangan yang digunakan memukul berhenti sebentar sesudah mengadakan kontak dengan bola, kemudian gerakan diteruskan sedemikian rupa sehingga lengan terayun kebawah melewati kaki yang satunya.
  1. 4. Jump Service
Jump Serve merupakan salah satu senjata ampuh untuk mengacaukan serangan kombinasi lawan, sebuah team memerlukan minimal 2 s/d 3 orang jump server yang dapat mengacaukan irama permainan lawan.
Keuntungan menggunakan jump serve adalah :
o       Dapat menjatuhkan mental lawan
o       Mempersulit lawan untuk membangun serangan
o       Memudahkan blocker untuk melakukan bendungan
o       Memudahkan kerja defender
Teknik Jump Serve :
o       Awalan ±4 langkah, hal ini untuk mendapatkan power yang cukup.
o      Lompat pada langkah ke 4 diluar garis belakang dan jatuh didalam lapangan.
o      Lemparan tidak dari belakang tetapi dari samping badan agar dapat terlihat dan mudah mengontrol putaran bola kedepan.
o      Ayunan tangan sama seperti melakukan Spike Bola Tinggi (Open Spike).
o      Step ketiga baru bola dilempar keatas, setelah melakukan step sekali lagi, server meloncat dan memukul bola.
o      Gerakan harus harmonis dan berkesinambungan dan konsisten seperti gerakan spike, tidak terpatah-patah.


  1. C. Macam- macam dan Pelaksanaan Teknik SmashProses melakukan smash dapat dibagi menjadi : Awalan, Tolakan, Meloncat, Memukul Bola dan Mendarat.
o       Awalan
Berdiri dengan salah satu kaki dibelakang sesuai dengan kebiasaan individu (tergantung smasher normal atau smasher kidal). Langkahkan kaki satu langkah kedepan (pemain yang baik, dapat mengambil ancang² sebanyak 2 sampai 4 langkah), kedua lengan mulai bergerak kebelakang, berat badan berangsur² merendah untuk membantu tolakan.
o       Tolakan
Langkahkan kaki selanjutnya, hingga kedua telapak kaki hampir sejajar dan salah satu kaki agak kedepan sedikit untuk mengerem gerak kedepan dan sebagai persiapan meloncat kearah vertical. Ayunkan kedua lengan kebelakang atas sebatas kemampuan, kaki ditekuk sehingga lutut membuat sudut ±110º, badan siap untuk meloncat dengan berat badan lebih banyak bertumpu pada kaki yang didepan.
o       Meloncat
Mulailah meloncat dengan tumit & jari kaki menghentak lantai dan mengayunkan kedua lengan kedepan atas saat kedua kaki mendorong naik keatas. Telapak kaki, pergelangan tangan, pinggul dan batang tubuh digerakkan serasi merupakan rangkaian gerak yang sempurna. Gerakan eksplosif dan loncatan vertikal.
o       Memukul Bola
Jarak bola didepan atas sejangkauan lengan pemukul, segera lecutkan lengan kebelakang kepala dan dengan cepat lecutkan kedepan sejangkauan lengan terpanjang dan tertinggi terhadap bola. Pukul bola secepat dan setinggi mungkin, perkenaan bola dengan telapak tangan tepat diatas tengah bola bagian atas. Pergelangan tangan aktif menghentak kedepan dengan telapak tangan & jari menutup bola. Setelah perkenaan bola lengan pemukul membuat gerakan lanjutan kearah garis tengah badan dengan diikuti gerak tubuh membungkuk. Gerak lecutan lengan, telapak tangan, badan, tangan yang tidak memukul dan kaki harus harmonis dan eksplosif untuk menjaga keseimbangan saat berada diudara. Pukulan yang benar akan menghasilkan bola keras & cepat turun kelantai.
o       Mendarat
Mendarat dengan kedua kaki mengeper. Lutut lentur saat mendarat untuk meredam perkenaan kaki dengan lantai, mendarat dengan jari² kaki (telapak kaki bagian depan) dan sikap badan condong kedepan. Usahakan tempat mendarat kedua kaki hampir sama dengan tempat saat meloncat.
Macam-macam Smash.
1. Open
Pemukul melakukan gerak awalan setelah bola lepas dari tangan pengumpan, bola dipukul dipuncak loncatan dan jangkauan lengan yang tertinggi.
2. Semi
Setelah bola lepas dipasing kearah pengumpan, pemukul harus mulai bergerak perlahan kedepan dengan langkah tetap menuju kearah pengumpan. Begitu pengumpan menyajikan bola dengan ketinggian 1m  ditepi atas net maka secepatnya pemukul meloncat keatas dan memukul bola. Disini kecepatan gerak harus lebih cepat dari pada smash dengan bola Open
3. Quick
Begitu melihat bola pasing ke pengumpan, maka pemukul melakukan awalan secepat mungkin, dengan langkah yang panjang. Timing meloncat sebelum bola diumpan dengan jarak satu jangkauan lengan pemukul dengan bola yang akan diumpan. Pemukul melayang dengan tangan siap memukul, pengumpan menyajikan bola tepat didepan tangan pemukul. Lakukan pukulan dengan secepat²nya, gerakan pergelangan tangan yang cepat sangat baik hasilnya. Loncatan smasher vertikal, jagalah keseimbangan badan pada saat melayang.
4. Straight
Smasher sebelum melakukan gerakan awalan, terlebih dahulu bergerak kearah luar lapangan mendekati tiang net, smasher melakukan awalan bergerak arah paralel  dengan jaring. Begitu bola sampai dibatas tepi jaring dengan ketinggian optimal bola, segeralah melompat dan langsung memukul secepatnya. Proses menjalankan teknik ini lebih cepat dibandingkan smash dengan bola semi.
5. Drive
Smash ini biasanya digunakan oleh pemain untuk bola jauh dari net, saat meloncat smasher agak dekat dibawah bola, berbeda dengan saat meloncat pada smash normal. Bola yang akan di smash terletak diatas kanan bahu lengan pemukul. Gerak lecutan tangan dari depan atas badan diputarkan kearah yang berlawanan dengan arah jarum jam, telapak tangan membentuk cekungan seperti sendok. Cambukan keras, perkenaan bola dibagian belakang kearah bagian muka dengan telapak tangan, aktifkan gerakan pergelangan tangan . Gerakan cambukan harus dibantu oleh otot² perut, samping dan bahu. Akibat cambukan kurve jalan bola akan panjang dan putaran bola menjauhi net, bola bergerak dengan cepat dan tajam.
6. Dummy
Pemain melakukan gerakan sama dengan pada waktu hendak melakukan smash, tetapi pada waktu kontak dengan bola, bola tidak dipukul melainkan disentuh saja dengan jari tangan. Lengan pemukul tetap bergerak dan dengan gerakan jari pemukul mengarahkan bola ketempat yang tidak terjaga ditempat lawan. Bola dapat dilambungkan pendek atau panjang tergantung pada situasi.
7. Bola 3 meter
Smash ini adalah serangan yang dilakukan dari belakang garis serang, pemukul yang berfungsi sebagai pemain belakang pada saat tolakan tidak boleh menginjak atau melewati garis serang, tetapi pada saat mendarat boleh saja jatuh didalam garis serang.
8. Kijang
Biasanya umpan bola back, pemukul melakukan langkah panjang dan naik dengan tolakan loncatan menggunakan satu kaki, pemukul tangan kanan menolak dengan kaki kiri.
9. Double Step
Smash dengan menggunakan gerak tipu, disini pemukul melakukan dua kali gerakan untuk melakukan tolakan meloncat. Tolakan pertama hanya berupa tipuan untuk mengecoh block, baru pada tolakan kedua pemukul meloncat dan melakukan serangan.
10. Step L
Smash ini hampir sama dengan smash normal, tetapi gerakan awalan berbeda. Pemukul melangkah kedepan, kemudian melakukan langkah kesamping sebelum tolakan, baru kemudian melompat naik untuk melakukan serangan.



Etika Mengambil keputusan

ETIKA DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.  LATAR BELAKANG
Bagaimanacara mengambil keputusan? Jawaban atas pertanyaan ini akan mempengaruhi perancangan sistem informasi di dalam Masalah untuk mendukung proses dalam pengambilan keputusan (Decision Support System / DSS). Kekuatan yang memprakarsai proses pengambilan keputusan dapat berupa ketidakpuasan terhadap keadaan saat itu atau manfaat yang diharapkan dari keadaan yang baru. Dalam hal ketidakpuasan, kekuatan yang memprakarsai adalah penemuan masalah sedangkan dalam hal manfaat yang diharapkan kekuatan yang memprakarsai berasal dari penyelidikan untuk mendapat kesempatan.
Proses pengambilan keputusan dapat ditinjau dari sudut kegiatan yang terus-menerus didorong oleh tujuan mengubah sistem (perusahaan, departemen, keluarga, dan sebagainya) dari keadaannya yang sekarang menjadi keadaan yang diinginkan dengan menggunakan suatu sistem yang disebut sistem penunjang keputusan.
Model DSS :
 









                                                              
 






Rumusan masalah yang dapat diambil dari makalah ” Etika dalam pengambilan keputusanadalah sebagai berikut :
1.      Konsep Sistem Penunjang Keputusan ( Decision Support System / DSS)
2.      Tujuan Sistem Penunjang Keputusan ( Decision Support System / DSS)
3.      Konsep Keputusan
4.      Jenis-jenis Keputusan Menurut Herbert A. Simon
5.      Tahapan Pengambilan Keputusan Menurut Herbert A. Simon
6.      Tingkat-Tingkat Pengambilan Keputusan
7.      Komponen Sistem Penunjang Keputusan ( Decision Support System / DSS)
8.      Ciri, Keuntungan Dan Keterbatasan Sistem Penunjang Keputusan ( Decision Support System / DSS)
9.      Sistem Penunjang Keputusan ( Decision Support System /DSS) Kelompok

Adapun tujuan dari penyusunan makalah dengan judul Sistem Penunjang Keputusan ( Decision Support System ) adalah sebagai berikut :
1.      Memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sistem Informasi Manajemen
2.      Melatih mahasiswa untuk lebih aktif dalam pencarian bahan-bahan materi Sistem Penunjang Keputusan ( Decision Support System )
3.      Menambah wawasan dan pengetahuan tentang Sistem Penunjang Keputusan ( Decision Support System )

                                                                           BAB II
GAMBARAN UMUM

2.1. DEFINISI SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN ( DECISION SUPPORT SYSTEM / DSS )
Secara umum DSS adalah sistem berbasis Masalah yang interaktif, yang membantu mengambil keputusan dengan memanfaatkan data dan model untuk menyelesaikan masalah-masalah yang terstruktur. Sedangkan secara khusus DSS adalah Sebuah sistem yang mendukung kerja seorang manajer maupun sekelompok manajer dalam memecahkan masalah semi-terstruktur dengan cara memberikan informasi ataupun usulan menuju pada keputusan tertentu. DSS mendayagunakan resources individu-individu secara intelek dengan kemampuan Masalah untuk meningkatkan kualitas keputusan. Jadi ini merupakan sistem pendukung yang berbasis Masalah untuk manajemen pengambilan keputusan yang berhubungan dengan pemecahan masalah.
Adapun menurut para ahli definisi dari DSS adalah sebagai berikut :
@    Menurut Mann dan Watson, Sistem Penunjang Keputusan / DSS adalah Sistem yang interaktif, membantu pengambilan keputusan melalui penggunaan data dan model-model keputusan untuk memecahkan masalah-masalah yang sifatnya semi terstruktur dan tidak terstruktur.
@    Menurut Maryam Alavi dan H.Albert Napier, Sistem Penunjang Keputusan / DSS adalah suatu kumpulan prosedur pemrosesan data dan informasi yang berorientasi pada penggunaan model untuk menghasilkan berbagai jawaban yang dapat membantu manajemen dalam pengambilan keputusan.
@    Menurut Litle, Sistem Penunjang Keputusan / DSS adalah suatu sistem informasi berbasis Masalah yang menghasilkan berbagai alternatif keputusan untuk membantu manajemen dalam menangani berbagai permasalahan yang terstruktur atupun tidak terstruktur dengan menggunakan data dan model.
@    Menurut Raymond Mc Leod, Sistem Penunjang Keputusan / DSS adalah sistem penghasil informasi spesifik yang ditujukan untuk memecahkan suatu masalah tertentu yang harus dipecahkan oleh manajer pada berbagai tingkatan.

Dari berbagai definisi beberapa ahli diatas ada satu kesamaan tentang pengertian dari DSS yitu merupakan suatu sistem untuk membantu pemecahan sebuah masalah. Dan pemecahan masalah tersebut dapat dipicu penyelesaiannya dengan 6 pertanyaan antara lain :
n    Apa  (what) ?
n    Siapa (who) ?
n    Kapan (when) ?
n    Mengapa (why) ?
n    Dimana (where) ?
n    Bagaimana (how) ?



2.2. MENGAPA MENGGUNAKAN DSS?
            DSS digunakan dalam sebuah perusahaan karena berbagai hal, antara lain :
a.             Perusahaan beroperasi pada ekonomi yang tidak stabil,
b.            Perusahaan dihadapkan pada kompetisi dalam dan luar negeri yang meningkat,
c.             Perusahaan menghadapi peningkatan kesulitan dalam hal melacak jumlah operasi-operasi bisnis,
d.            Sistem Masalah perusahaan tidak mendukung peningkatan tujuan perusahaan dalam hal efisiensi, profitabilitas, dan mencari jalan masuk di pasar yang benar-benar menguntungkan,
e.             Adanya perubahan perilaku komputasi end-user. Dalam hal ini end-user bukanlah programmer sehingga mereka membutuhkan alat dan prosedur yang mudah untuk digunakan dan ini dipenuhi oleh DSS,
f.             Membutuhkan informasi yang akurat dan baru secara cepat,
g.            DSS sering dianggap sebagai keberhasilan dalam suatu organisasi,
h.            Manajemen mengamanatkan perlunya DSS   dalam organisasi,
i.              Perlunya penghematan biaya operasional.

                                                                    BAB III
PEMBAHASAN

3.1. Etika Sistem Penunjang pengambilan Keputusan
            Konsep DSS dimulai akhir tahun 1960 dengan time sharing Masalah yaitu untuk pertama kalinya seseorang dapat berinteraksi langsung dengan Masalah tanpa harus melalui spesialis informasi. Istilah DSS diciptakan pada tahun 1971 oleh Anthony Gory dan Scott Morton untuk mengarahkan aplikasi Masalah pada pengambilan keputusan manajemen. Konsep DSS menggunakan informasi spesifik yang ditujukan untuk membantu manajemen dalam mengambil keputusan dengan menggunakan model sebagai dasar pengembangn alternatif yang secara interaktif dapat digunakan oleh pemakai. Dari penjelasan tersebut maka dapat diketahui bahwa DSS mempunyai karakteristik tersendiri, antara lain :
a.                   DSS dirancang untuk membantu pengambil keputusan dalam memecahkan masalah yang bersifat semi terstruktur ataupun tidak terstruktur,
b.                  Dalam proses pengolahannya, DSS mengkombinasikan penggunaan model-model/teknik-teknik analisis dengan teknik pemasukan data konvensional serta fungsi-fungsi pencari/interogasi informasi,
c.                   DSS dirancang sedemikian rupa, sehingga dapat digunakan dengan mudah oleh orang yang tidak memiliki dasar kemampuan pengoperasian Masalah yang tinggi,
d.                  DSS dirancang dengan menekankan pada aspek fleksibilitas serta kemampuan adaptasi yang tinggi, sehingga mudah disesuaikan dengan kebutuhan pemakai.


            Tujuan Sistem Penunjang Keputusan ( Decision Support System )
Bila diterapkan dalm sebuah organisasi atau perusahaan tujuan utama DSS adalah membantu manajer dan orang-orang yang terlibat dalam proses pengambilan keputusan untuk meningkatkan kemampuannya dalam memutuskan pemecahan suatu masalah. Keputusan yang dihasilkan nantinya diharapkan dapat memenuhi batasan kognitif, waktu dan ekonomis.
Menurut Holsapple dan Winston, 1996 tujuan dari DSS adalah sebagai berikut :
a.                   DSS membantu pengambil keputusan dalam mengenali masalah dan kemudian memformulasikan data pendukung untuk keperluan analisis dan pengambilan tindakan.
b.                  DSS memfasilitasi salah satu atau semua fase pengambilan keputusan agar prosesnya berjalan secara lancar dan cepat (efektif dan efisien). Fase pengambilan keputusan itu sendiri menurut Herbert A. Simon yang ditulis oleh Mc Leod (2001) adalah :
@ Intellegence Activity  yaitu proses pencarian informasi dan data dari lingkungan yang berguna bagi pemecahan masalah,
@ Design Activity  yaitu menemukan, mengembangkan dan menganalisa kemungkinan dari tindakan yang akan dijadikan solusi,
@ Choice Activity yaitu memilih salah satu tindakan yang telah dianalisa pada fase sebelumnya yang kemudian dijadikan sebagai alternatif solusi,
@ Review Activity yaitu mengimplementasikan solusi.
c.                   DSS menjadi bantuan untuk memecahkan masalah yang semi terstruktur atau yang tidak terstruktur.
d.                  DSS membantu dalam memanajemen informasi / pengetahuan. Hal ini dimungkinkan karena DSS dapat memiliki kemampuan untuk menerima, menyimpan, menggunakan, menurunkan dan mempresentasikan informasi / pengetahuan yang sesuai dengan keputusan yang akan diambil.
e.                   DSS mendukung penilaian manajer tanpa bermaksud untuk menggantikannya.

    Konsep Keputusan
Pengambilan keputusan merupakan hal yang pokok bagi pemegang jabatan manajer. Karena keputusan merupakan rangkaian tindakan yang perlu diikuti dalam memecahkan masalah untuk menghindari atau mengurangi dampak negatif atau untuk memanfaatkan kesempatan di dalam perusahaan. Model sistem yang dipergunakan untuk mengambil keputusan dapat bersifat tertutup atau terbuka. Sistem pengambilan tertutup menganggap bahwa keputusan dipisahkan dari masukan-masukan yang tidak diketahui dari lingkungannya. Dalam sistem ini pengambil keputusan dianggap :
a.       Mengetahui semua alternatif dan akibat atu hasil dari masing-masing alternatif;
b.      Mempunyai suatu metode (aturan, hubungan dan sebagainya) yang memungkinkan ia membuat urutan alternatif yang lebih disukainya,
c.       Memilih alternatif yang memaksimalkan sesuatu seperti keuntungan, volume penjualan atau kegunaan.
Paham pengambilan keputusan yang tertutup jelas menganggap bahwa orang yang rasional secara logis menguji semua alternatif, membuat urutan berdasarkan hasilnya yang lebih disukai, dan memilih alternatif yang mendatangkan hasil terbaik.
            Sistem pengambilan keputusan terbuka adalah keputusan yang dipengaruhi oleh lingkungan, dan proses pengambilan keputusan selanjutnya juga mempengaruhi lingkungan tersebut. Pengambil keputusan dianggap tidak harus logis dan sepenuhnya rasional, tetapi lebih banyak menunjukkan rasionalitas hanya dalam batas-batas yang ditentukan oleh latar belakang, penglihatan alternatif-alternatif, kemampuan untuk menangani model keputusan dan sebagainya. Mengingat tujuan model tertutup telah dirumuskan dengan baik, tujuan model terbuka sama dengan tingkat keinginan sebab model terbuka dapat berubah apabila pengambil keputusan menerima bukti keberhasilan atau kegagalan. Dibandingkan dengan ketiga anggapan model tertutup, model keputusan terbuka menganggap bahwa pengambil keputusan :
a.       Tidak mengetahui semua alternatif dan semua hasil,
b.      Melakukan penyelidikan secara terbatas untuk menemukan beberapa alternatif yang memuaskan,
c.       Mengambil keputusan yang memuaskan tingkat keinginannya.
Model terbuka adalah dinamis atas urutan pilihan-pilihan karena tingkatan keinginan berubah menangani perbedaan antara hasil dan tingkat keinginan.

3.4. Jenis-Jenis Keputusan Menurut Herbert A. Simon
            Menurut Herbert A. Simon jenis-jenis keputusan dalm suatu perusahaan dibedakan menjadi 2 yaitu keputusan terprogram dan keputusan tidak terprogram. Perbedaan keputusan terprogram dan tidak terprogram terlihat dari persyaratan operasionalnya yang berlainan bagi kedua jenis keputusan tersebut. Ciri-ciri keputusan terprogram dan keputusan tidak terprogram dapat diikhtisarkan sebagai berikut :
Keputusan Terprogram
Keputusan Tidak Terprogram
·        Berulang
·        Dirumuskan dengan cermat
·        Aturan atau algoritma keputusan bagi orang bawahan untuk digunakan
·        Kadang-kadang
·        Unik
·        Analisa baru untuk setiap kejadian

Dengan kata lain, keputusan terprogram adalah keputusan yang dirumuskan dengan cermat dan cukup sering diulangi sehingga aturan keputusan atau algoritma keputusan dapat dirumuskan. Aturan-aturan dapat diuraikan sebelumnya, dan karena itu aturan-aturan tersebut biasanya dapat diberi kode untuk pengolahan Masalah. Penggunaan Masalah untuk mengolah aturan-aturan keputusan terprogram merupakan suatu pra pemilihan oleh seorang pengambil keputusan mengenai bagaimana keputusan harus diambil untuk waktu yang akan datang.Karena pengambilan keputusan itu merupakan suatu proses yang mahal ditinjau dari sudut sumber daya yang sangat langka, waktu dan tenaga manajerial, maka keputusan terprogram merupakan suatu metode yang efisien untuk menghemat sumber daya yang langka dan untuk meningkatkan produktifitas manajer.
            Sedangkan untuk keputusan tidak terprogram, keputusan ini tidak sering diulang atau dapat dikatakan keputusan ini sangat berbeda di setiap pengulangannya, sehingga tidak dapat dikembangkan suatu model umum sebagai suatu dasar untuk memogramnya.
            Kegiatan pengambilan keputusan baik yang terprogram ataupun tidak terprogram dapat mengikuti proses pengambilan keputusan termasuk pemahaman, perancangan dan pemilihan. Penentuan keputusan terprogram memerlukan lebih banyak pemecahan umum daripada keputusan tidak terprogram. Untuk keputusan terprogram harus mempertimbangkan bermacam-macam kondisi sedangkan keputusan tidak terprogram hanya berhubungan dengan suatu situasi tertentu.

           
3.5. Tahapan Pengambilan Keputusan Menurut Herbert A. Simon
Ada 4 tahapan dalam pengambilan keputusan menurut Herbert A. Simon yang dapat digambarkan seperti berikut :
 














Keterangan :
@ Kegiatan Inteligen yaitu proses pencarian informasi dan data dari lingkungan yang berguna bagi pemecahan masalah,
@ Kegiatan Merancang yaitu menemukan, mengembangkan, dan manganalisa arah tindakan yang mungkin dapat dipergunakan. Dalam hal ini mengandung proses-proses untuk memahami masalah, untuk menghasilkan cara pemecahan masalah dan untuk menguji apakah cara pemecahan tersebut dapat dilaksanakan.
@ Kegiatan Memilih yaitu memilih arah tindakan tertentu dari semua arah tindakan yang ada. Pilihan ditentukan dan dilaksanakan.
@ Kegiatan Menelaah  disebut juga pemahaman yaitu menyelidiki lingkungan tentang kondisi-kondisi yang memerlukan keputusan. Data mentah yang diperoleh diolah dan diperiksa untuk dijadikan petunjuk yang dapat menentukan masalahnya.
Masing-masing kegiatan tersebut saling memberi feed back atau umpan balik hasil keputusan. Hal ini sama seperti langkah-langkah yang disarankan Rubenstein dan Haberstroh yaitu; pengenalan masalah atau kebutuhan akan pengambilan keputusan, analisis dan pernyataan alternatif-alternatif, pemilihan di antara alternatif-alternatif, komunikasi dan pelaksanaan keputusan, dan tindak lanjut dan umpan balik hasil keputusan.
 3.6. Tingkat-Tingkat Pengambilan Keputusan
Pengambil keputusan mempunyai suatu cara untuk dapat memahami informasi yang menentukan efisiensi pengolahan informasinya. Pengetahuan seseorang digabungakan dengan kecakapannya mengolah informasi akan menentukan kesanggupannya mengambil keputusan. Dihadapkan dengan alternatif-alternatif, pengambil keputusan menentukan suatu tujuan, dan kemudian berusaha mencapainya dengan memilih alternatif yang terbaik berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya.
Pengambilan keputusan merupakan suatu proses penggunaan informasi secara rasional bukan secara emosional. Dengan demikian dalam hubungan ini, kesulitan dalam pengambilan keputusan dapat diakibatkan oleh kedua-duanya.
1.      Informasi yang tidak cukup ; yakni informasi yang tidak benar atau tidak lengkap mengenai bermacam-macam arah tindakan alternatif yang berpengaruh pada hasil akhir,
2.      Tujuan yang tidak jelas diuraikan, yakni tidak dapat menguraikan tujuan yang hasilnya lebih banyak diinginkan daripada yang lain.
Pengambilan keputusan dapat terjadi mulai dari jenis keputusan sepintas lalu yang sangat rutin (keputusan terprogram) sampai keputusan kompleks yang mempunyai pengaruh besar terhadap sistem (keputusan tidak terprogram). Untuk menggolongkannya, pengambilan keputusan dapat dibagi menjadi tiga tingkat yaitu:
a.            Pengambilan keputusan tingkat strategis
Yaitu keputusan yang ditandai oleh banyak ketidakpastian dan berorientasikan masa depan. Keputusan ini menentukan rencana jangka panjang yang mempengaruhi seluruh bagian perusahaan. Tujuan perusahaan ditentukan oleh beberapa strategi, oleh karena itu strategi berhubungan dengan perencanaan jangka panjang dan meliputi penentuan tujuan, penentuan kebijaksanaan, pengorganisasian, dan pencapaian keberhasilan organisasi secara menyeluruh.
b.            Pengambilan keputusan tingkat taktis
Pengambilan keputusan tingkat taktis berhubungan dengan kegiatan jangka pendek dan penentuan sumber daya untuk mencapai tujuan. Jenis pengambilan keputusan ini berhubungan dengan bidang-bidang seperti perumusan anggaran, analisis aliran dana, penentuan tata ruang, masalah kepegawaian, perbaikan produk, serta penelitian dan pengembangan.
c.             Pengambilan keputusan tingkat teknis
Pada tingkat pengambilan keputusan ini standar-standar ditentukan dan hasil keputusan siafatnya menentukan. Pengambilan keputusan teknis adalah suatu proses untuk menjamin agar tugas-tugas khusus dapat dilaksanakan dengan cara efektif dan efisien. Pengambilan keputusan ini memerlukan diberikannya perintah-perintah khusus yang mengawasi operasi-operasinya.


3.7.Komponen Sistem Penunjang Keputusan ( Decision Support System / DSS)
Komponen yang terdapat dalam DSS antara lain :
a.                   Dialog (komponen model manajemen); merubah data menjadi informasi  yang relevan (dynamic/linear),
b.                  Model; DSS menggunakan database berbasis permodelan yang terdiri dari optimalisasi, statistik/matemetik dan finansial,
c.                   Database (komponen penunjang); yaitu teknologi software dan hardware,
d.                  Data (komponen data manajemen); yaitu semua basis data yang dapat diakses.

 3.8. Ciri, Keuntungan Dan Keterbatasan DSS
@   Ciri Decision Support System
a.       DSS dirancang untuk membantu pengambil keputusan dalam memecahkan masalah yang bersifat semi terstruktur ataupun tidak terstruktur,
b.      Dalam proses pengolahannya, DSS mengkombinasikan penggunaan model-model/teknik-teknik analisis dengan teknik pemasukan data konvensional serta fungsi-fungsi pencari/interogasi informasi,
c.       DSS dirancang sedemikian rupa, sehingga dapat digunakan dengan mudah oleh orang yang tidak memiliki dasar kemampuan pengoperasian Masalah yang tinggi,
d.      DSS dirancang dengan menekankan pada aspek fleksibilitas serta kemampuan adaptasi yang tinggi, sehingga mudah disesuaikan dengan kebutuhan pemakai,
e.       Menghasilkan acuan data untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh manajer yang kurang berpengalaman,
f.       Fasilitas untuk mengambil data dapat memberikan kesempatan bagi beberapa manajer untuk berkomunikasi dengan lebih baik,
g.      Meningkatkan produktifitas dan kontrol dari manajer.

@  Keuntungan Decision Support System
a.       DSS memperluas kemampuan pengambil keputusan dalam memproses data/informasi bagi pemakainya,
b.      DSS membantu pengambil keputusan dalam penghematan waktu yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah,
c.       DSS dapat menghasilkan solusi dengan lebih cepat serta hasilnya dapat diandalkan,
d.      DSS mampu menyajikan berbagai alternatif,
e.       DSS dapat menyediakan bukti tambahan untuk memberikan pembenaran sehingga dapat memperkuat posisi pengambil keputusan.

@  Keterbatasan DSS
a.       Beberapa kemampuan manajemen dan bakat manusia yang tidak dapat dimodelkan,
b.      Kemampuan terbatas pada pembendaharaan pengetahuan yang dimilikinya,
c.       Proses tergantung pada peragkat lunak yang digunakan,
d.      Tidak memiliki kemampuan intuisi (berpikir) seperti pada manusia.


3.9. Sistem Penunjang Keputusan (Decision Support System) Kelompok / GDSS
           
Adalah suatu sistem berbasis Masalah yang mendukung kelompok-kelompok orang yang terlibat dalam suatu tugas (tujuan) bersama dan yang menyediakan interface bagi suatu lingkungan yang digunakan bersama. Atau bisa dikatakan GDSS adalah sistem pendukung keputusan kelompok yang berusaha memperbaiki komunikasi diantara para anggota kelompok dengan menyediakan lingkungan yang mendukung dan mendukung para pengambil keputusan dengan menyediakan perangkat lunak GDSS yang disebut groupware.

Nama lain dari GDSS antara lain :
a.       Group Support System (GSS)
b.      Computer Supported Cooperative Work (CSCW)
c.       Computerzed Collaborative Work Support
d.      Electronic Meeting System

Pengaturan GDSS adalah:
1.      Ruang keputusan; merupakan pengaturan untuk rapat kelompok kecil serta tatap muka. Ruangan tersebut mendukung komunikasi melalui kombinasi perabot, peralatan dan tata letak.
2.      Jaringan keputusan; dalam hal ini yang dimaksud adalah LAN. Jika kelompok kecil tidak mungkin bertemu secara bertatap muka maka para abggota dapat berinteraksi melalui jaringan.
3.      Pertemuan Legislatif; jika kelompok terlalu besar untuk ruang keputusan maka pertemuan legislatif diperlukan.
4.      Konferensi bermedia Masalah; beberapa aplikasi kantor virtual memungkinkan komunikasi antara kelompok-kelompok besar dengan anggota yang tersebar secara geografis.


BAB IV
KESIMPULAN

            Kesimpulan dari makalah Sistem Penunjang dalam sebuah keputusan
System ini adalah:
1.      Dukungan Masalahisasi untuk para manajer sangatlah penting dalam berbagai kasus ataupun pengambilan keputusan di dalam organisasinya /perusahaannya,
2.      DSS dirancang dengan menekankan pada aspek fleksibilitas serta kemampuan adaptasi yang tinggi, sehingga mudah disesuaikan dengan kebutuhan pemakai,
3.      DSS membantu pengambil keputusan dalam mengenali masalah dan kemudian memformulasikan data pendukung untuk keperluan analisis dan pengambilan tindakan,
4.      Keputusan dapat dibedakan menjadi dua yaitu keputusan terprogram dan keputusan tidak terprogram dengan menggunakan sistem pengambilannya secara terbuka dan tertutup,
5.      GDSS adalah suatu teknologi yang mendukung proses pengambilan keputusan dalam suatu group atau kelompok yang mempunyai software sendiri yang disebut juga groupware.

DAFTAR PUSTAKA

1.      Soeharno, Prof. Dr.,” Ekonomi Manajerial ”, Penerbit Andi Yogyakarta, Juli 2006
2.      Winardi, S.E., Prof. Dr., ”Asas-Asas Manajemen”, Penerbit Mandar Maju Bandung, 1990
3.      Swastha Badu, SE, ”Asas-Asas Manajemen Baru”, Liberty Yogyakarta, September 1984
4.      Moekijat, Drs., ”Pengantar Sistem Informasi Manajemen”, PT. Rema