Woensdag 12 Junie 2013

Tampomas II Tenggelam Di Perairan Masalembu

TRAGEDI TAMPOMAS II
Di laut masalembo

Tenggelam untuk Selama-lamanya..!! dan kejadian ini termasuk kejadian salah satu terbesar yang ada dibelahan dunia.

HARI NAAS ITU
Tampomas II berangkat dari pelabuhan Tanjung Priok Jakarta pada hari Sabtu 24 Januari pukul 19.00 WIB. Dijadwalkan sampai di Ujung Pandang Makassar  pada hari senin pukul 10.00 pagi. Ada  yang menyebutkan ada 1045 penumpang, 191 Mobil dan sekitar 200 an Sepeda Motor yang berada diatas kapal tersebut.

Hari minggu malam tanggal 25 Januari sekitar pukul 23.00 wita Syahbandar Ujung Pandang Makassar  menerima berita dari KM Wayabula, bahwa KM Tampomas II terbakar di perairan Kepulauan Maselembu sekitar 220 mil dari Ujung Pandang. Cuaca yang kurang bersahabat menghambat evakuasi penumpang Tampomas II yang dilakukan oleh KM Sangihe, dengan waktu sehari semalam KM Sangihe hanya mampu memindahkan 149 penumpang Tampomas II. Memang sangat tragis .

Senin malam itu, Sekditjen Perhubungan Laut dalam siaran televisi menyatakan bahwa KM Tampomas II mengalami kerusakan mesin sehingga harus lego jangkar di perairan tersebut. Disebutkan juga bahwa sempat terjadi kebakarna, tapi semuanya bisa diatasi. Kapal terapung dan para penumpang juga sudah tenang menunggu di Dek. Namun nyatanya, pada hari Selasa pagi tambapk masi ada asap tipis mengepul dibagian belakang Kapal dan siangnya harinya api membesar kembali. KM Tampomas II akhirnya mring dan tenggelam dengan cepat.

KAPAL BEKAS YANG  KURANG TERAWAT
KM Tampomas II milik PELNI ini baru melakukan pelayarannya pada mulan Mei 1980. Tapi bukan berarti ini kapal baru. KM Tampomas II dengan bobot mati 2420 ton dan mampu mengangkut penumpang 1250 sampai 1500 orang ini adalah kapal bekas yang dibeli oleh PT. PANN (Pengembangan Armada Niaga Nasional, BUMN) dari Komodo Marine Jepang dan PT. Pelni membelinya secara mengangsur selama sepuluh tahun kepada PT. PANN. Kapal ini sebelumnya bernama MV. GreatEmerald dibuat di Jepang Tahun 1971. Dibeli dengan harga 8.3 Juta Dollar AS, yang menurut berberapa pihak terlalu mahal untuk sebuah kapal bekas yang sudah berusia 10 tahun.
Dari data terakhir disebutkan bahwa 753 orang penumpang KM Tampomas II diselamatkan termasuk awak kapal. Ditemukan 143 Jenazah. Beberapa sisanya yang tidak ditemukan masih menjadi tanda tanya. Penumpang gelap yang naik bisa mencapai ratusa orang. Beberapa sumber menyatakan jumlah penumpang KM Tampomas II sebenarnya berjumlah 1442 orang. Bahkan Koki kapal yang selamat mengaku dipernintahkan atasannya agar memasak untuk 2000 orang.
Penyebab kebakaran masih simpang siur, beberapa versi cerita pun terdengar ada yang mengatakan akibat puntung rokok diruang mesin, namun saksi mengatakan api berkobar pertama kali digeladak kendaraan.

Saat Tampomas terbakar para penumpang yang selamat mengatakan tidak ada alarm atau sirene tanda bahaya yang berbunyi utnuk mengingatkan penumpang, yang ada hanya pemberitahuan melalui pengeras suara agar diseluruh penumpang naik ke bagian atas kapal.Begitu berada dibagian geladak terbuka mereka dibiarkan mencari selamat sendiri-sendiri tidak ada ABK yang membimbing. Bahkan beberapa ABK langsung mencari selamat sendiri dengan meluncurkan skoci, diantaranya Mualim II dan Markonis II. Dari enam skoci yang ada, yang masing-masing berpenumpang 50 orang, hanya dua yang berhasil diturunkan.

Yang mengherankan, dalam keadaan darudat seperti itu, KM Tampomas II sama sekali tidak melakukan kontak radio. Dibilang bahwa semua radio rusak ! Banyak pula muncul pertanyaan mengapa kru kapal dalam pelayaran itu tidak lengkap ? Hanya ada Kampten, Mualim II dan Markonis II. Mualim I dan Markonis I sedang acuti dan tidak dicarikan penggantinya, lebih parah lagi Mualim I dam Markonis II langsung kabur sendiri dengan sekoci hanya satu jam setelah terjadi kebakaran, bahkan dengan egoisnya Markonis II membawa radio portable kedalam skoci tanpa memikirkan lebih banyak penumpang di kapal yang membutuhkan pertolongan dari kru penyelamat. Saksi bahkan sempat mendengar kemarahan Nahkoda Capt. Abdul Rivai yang berteriak "Kalau ketemu, saya cekik dia".
Mungkin yang paling patut dipuji bahkan dijadikan adalah Kapten Kapal Tampomas II ini sendiri, Capt. Abdul Rivai. Komitment dan dedikasinya sungguh sangat menggetarkan. Dalam keterbatasannya, dialah yang paling sibuk menyelamatkan penumpang lain tanpa memikirkan keselamatan dirinya sendiri, saat ABK lain malah melarikan diri.

Saat kapal sudah mulai miring, Cpt. Abdul Rivai masih tampak sibuk membagikan pelampung ke para penumpang yang tidak berani terjun kelaut. Bahkan di detik terakhir... saat kapal mulai tengelam Cpt. Abdul Rivai masih terlihat berada di anjungan kapal sambil berpegang pada kusen jendela.

Namun malangnya, jenazah Capt. Abdul Rivai sempat dikuburkan sebagai orang tak dikenal. Untungnya penyelamat ada yang teringat akan cincin bertuliskan nama Hasanah, istri Cpt. Abdul Rivai, yang dikenakan salah satu jenazah tak dikenal. Jasad Abul Rivai akhirnya dimakamkan kembali ditaman makan pahlawan Kalibata Jakarta.

Akhir heroik Capt. Abdul Rivai memberikan inspirasi kepada penyanyi dan penulis lagu terkenal Ebiet G. Ade untuk menulis sebuah lagu yang didekasikan kepada sang Kapten. Dikemas dalam album kelima Ebiet yang diluncurkan ditahun 1992 bertajuk langkah berikutnya lagu itu berjudul  SEBUAH TRAGEDI


Geen opmerkings nie: